Selamat Datang

Rabu, 09 Juni 2010

“SANG PEMIMPI”



Film yang diangkat dari novel Andrea Hirata ini amat menarik. Film ini mampu memberi inspirasi dan motivasi kepada kita semua yang menyaksikannya. Jika mau dibandingin dengan membaca novel tulisannya Andrea Hirata sendiri sih, aku lebih suka, lebih tersentuh ketika baca sendiri buku itu. Kebetulan ke 4 novel itu aku sudah baca semua.

Apa yang ingin aku omongin di sini bukan masalah novel atau film itu, aku hanya ingin membicarakan sedikit tentang mimpi. Tentu kita semua sudah pernah bermimpi saat tidur malam atau siang hari. Aku juga percaya kita semua juga punya mimpi atau istilah yang biasa sih cita-cita. Biasanya sih cita-cita yang sekarang aku lebih suka bilang sebagai mimpi, kita jadikan bingkai dalam kehidupan kita. Apa yang kita buat, yang kita usahakan, itu semua terbingkai dalam satu mimpi. Atau mungkin juga bukan bingkai, mimpi itu suatu muara yang ingin kita tuju. Suatu akhir, anding yang ingin kita capai dalam kehidupan ini. Tapi mungkinkan mimpi itu berakhir? Mungkinkah mimpi itu bermuara? Jika kita tanyakan kepada Andrea Hirata, apakah dengan menulis Maryamah Karpov, berarti mimpinya sudah berakhir? Aku rasa tidak. Ketika kita berhasil meraih mimpi kita, saat itu jugalah awal dari mimpi kita. Sebuah ujung perjalanan akan terus menjadi awal dari perjalanan.

Dalam kehidupan ini kita tidak akan mencapai kesempurnaan, karena KESEMPURNAAN itu ada dalam DIA sumber kehidupan. Itulah kehidupan kawan. Dalam hidup kita harus berani bermimpi, agar kita terus berjuang dan berproses. Mungkin dari sebagian kita tidak setuju dengan statement tersebut, karena ada orang yang lebih suka easy going, mengalir bagaikan air. Hidup itu mengalir saja. Tentu dari masing-masing kita punya cara dan sarana yang berbeda untuk memaknai dan menjalani hidup ini. Apakah dari cara dan sarana yang ada ada yang lebih baik? Menurutku sih semua sama. Semua hal bisa baik dan juga bisa buruk. Sebilah pisau misalnya, jika ditangan ibuku maka pisau itu menjadi benda yang baik karena membantu ibuku memasak. Tetapi ketika pisau itu ada ditangan seorang penjahat, maka pisau itu menjadi sesuatu yang mengerikan dan menakutkan. Kehidupan itu kira-kira menurut saya juga demikian. Kehidupan akan menjadi berkat ketika kita maknai dengan baik dan benar, tetapi jika kehidupan itu kita gunakan dan manfaatkan dengan salah maka kehidupan itu menjadi kutuk bagi kita. So, bagaimana dengan hidup kita, apakah kita akan jadikan sebagai berkat baik bagi kita maupun orang lain, atau menjadi kutuk yang akan menyisakan penderitaan dan kesia-siaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar