Selamat Datang

Senin, 07 Juni 2010

Ibu. . .ku



Ibu, bukan emas atau permata yang engaku inginkan dari kami anak-anakmu. Engkau hanya ingin melihat kami bahagian dalam hidup kami. Engkau rela berkorban demi kehidupan masa depan kami. Siang malam engkau mencari nafkah, untuk menafkahi kami. Engkau setiap bagi buta tanpa lelah mengayuh sepedahmu untuk menuju pasar. Menjari dagangan dan menjual daganganmu. Malamnya engaku masih harus kembali mengayuh sepdahmu, berkeliling mencari tempat-tempat dimana ada hiburan malam. Di sana engkau kembali menjajakan daganganmu. Buah-buahan segar, apel, jeruk, salak, kacang rebus dan lain sebagainya. Semalam suntuk engkau membiarkan matamu terjaga demi kami anak-anakmu. Ibu, maafkan aku yang sering tidak mampu berterima kasih dengan semua jerih payahmu. Sering ketika engkau lelah pulang dari pasar atau berjualan, bukan senyum dan ciuman hangat dari kami anak-anakmu yang engkau dapat. Maafkan kami ibu yang terlalu egois dengan diri kami masing-masing. Karena keegoisan itu, mata hati kami buta terhadap kasih sayangmu yang besar. Ibu cintamu sungguh tulus bagi kami, terima kasih untuk semuanya itu.

Siang ini seperti halnya perasaanku terhadap bapak, aku juga punya perasaan yang sama kepada ibu. Aku kangen kamu bu…aku ingin memelukmu seerat mungkin. Aku ingin menciummu. Aku ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya buat ibu, yang telah mempertaruhkan nyamu bagi kami anak-anakmu. Ibu aku juga tau pasti ibu tidak sempat membaca tulisan ini, tapi tidak apa-apa. Aku yakin ibu sudah mendengarkanku dan telah memaafkan aku seperti bapak. Ibu tulisan ini juga tentu tidak dapat mewakili semua perasaanku. Ini hanya sebagian kecil dari perasaanku yang menjadi wakil perasaanku siang ini. Tapi bu, mungkin bukan banyaknya kata atau tulisan yang penting, tapi ketulusan hati dan keiklasan diriku untuk meminta maaf kepadamu ibu. Ibu maafkan aku, terima kasih untuk cintamu….aku menyayangimu ibu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar