Selamat Datang

Selasa, 15 Juni 2010

Kepandaian tidak menjamin moralitas



Dalam perkembangan dunia dewasa ini, kepandaian atau kecerdasan intelektual memegang peranan penting. Perubahan dunia atau peradaban dari peramu, pemburu, petani, industri dan kini jaman pengetahuan. Banyak hal yang berubah entah dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada, sesuatu yang buruk menjadi baik atau sebaliknya. Intinya bahwa dunia berubah dan penentu dari perubahan itu sebagian besar ada di tangan manusia.
Manusia yang adalah mahluk yang berakal budi dan berbudi pekerti menjadi alat kendali dari perubahan dunia ini. Semua perubahan yang ada atau sementara terjadi bisa terjadi karena kepandaian manusia. Dengan kepandaiannya manusia menemukan tata surya, ilmu telekomunikasi, alat-alat produksi, medis dan lain sebagainya. Karena kepandaian manusialah, dunia yang begitu luas menjadi sempit dan kecil. Kini dalam hitungan menit atau bahkan detik, kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan dunia lain. Namun ternyata kepandaian bukan menjadi jaminan bagi suatu moralitas dari suatu bangsa, kelompok, keluarga atau pribadi. Korupsi, perselingkuhan, cinta diri, kesombongan, kebohongan dan lain sebagainya masih tetap ada dan terus terjadi.
Kejahatan manusia sudah ada sejak jaman Adam tetapi sampai hari ini pun, ketika manusia sudah dikatakan memiliki “peradaban” kejahatan itu masih tetap meraja lela. Kemajuan dan perkembangan yang telah dialami oleh bangsa manusia ternyata tidak dengan sendirinya menghilangkan kecenderungan naluriah manusia. Jadi mungkin kita dapat katakan bahwa kepandaian dan pengetahuan manusia itu bukanlah suatu jaminan bagi baik buruknya suatu moralitas bangsa, kelompok, atau pribadi. Kecerdasan dan kepandaian bukan menjadi ukuran seseorang bermoral atau tidak. Bermoral atau tidaknya seseorang itu sangat tergantung dari pilihan pribadi. Pribadi yang memiliki kematangan emosional dan spiritual dan dengan sadar, tau dan mau secara terus menerus berproses.
Tentu pernyataan di atas masih belum kuat untuk mengatakan bahwa pengetahuan dan intelektual itu tidak mempunyai dampak bagi moralitas pribadi, kelompok maupun suatu bangsa. Dan tentu juga tulisan ini tidak bermaksud untuk itu. Tidak bisa disangkal bahwa peradaban manusia dengan bertumbuhkembangnya pengetahuan dan teknologi turut mempengaruhi juga moralitas dari seseorang secara personal maupun komunal. Tetapi hal itu bukanlah satu-satunya dan bisa jadi pengetahuan dan kepandaian itu justru menjadi penghalang bagi pertumbuhan moralitas yang baik. Yang ingin saya katakana di sini adalah bahwa ketika kita mengagung-agunggkan intelektualitas dan melupakan aspek yang lain, maka kita sudah berada di jalur yang salah, karena intelektual bukanlah jaminan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar