Selamat Datang

Jumat, 11 Juni 2010

Edelweiss



Pernahkah terlintas dibenak anda tentang bunga Edelweiss. Bunga Edelweiss juga disebut sebagai bunga abadi. Edelweiss disebut bunga abadi karena tahan lama bunganya, ndak pernah layu dll. Tapi bagaimana dan mengapa ya bunga Edelweiss ndak bisa layu? Kok ada sih bunga yang sifatnya abadi dan tak pernah layu? Ya tentu karena kemahakuasaan Tuhan yang menciptakan dunia ini. Tapi temen-temen, aku punya dongeng nih, dongeng ing bercerita kenapa sih bunga Edelweiss menjadi seperti sekarang ini. Ini Cuma dongeng lo, yah untuk refresing sedikit biar ndak penat dan sedikit lepad dari rutinitas kita.

Pada jaman dahulu nih, hiduplah seorang peri salju. Peri Salju adalah peri yang paling cantik di seluruh dunia. Bertahun-tahun yang lalu, ia tinggal di pegunungan tinggi yang disebut Pegunungan Alpen. Dalam sebuah gua besar, di puncak pegunungan yang paling tinggi dan diselimuti salju abadi, di situlah istananya. Bagian dalam istananya serba putih. Ruang utama berdinding kaca dan terbuat dari papan-papan es yang dihaluskan. Satu bayangan akan terpantul ratusan kali, sehingga seolah-olah ada beratus-ratus orang berdiri di sana, meskipun sesungguhnya hanya ada satu. Suara-suara akan dipantulkan kembali oleh pilar-pilar yang membeku. Bergema, bersahutsahutan,….. mengerikan.Para pendaki gunung dan gembala kambing yang tinggal di lembah, rela mempertaruhkan nyawa untuk bisa melihat istana yang indah itu.Mereka yang beruntung dapat mengagumi istana serba putih yang menakjubkan itu. Tapi mereka yang sial, akan bertemu muka dengan peri salju sendiri. Peri salju ini begitu cantik, sehingga siapa pun yang melihatnya akan jatuh cinta kepadanya. Padahal, sebagai peri ia tak boleh menikah dengan manusia biasa.Hatinya terbuat dari es. Dingin, beku. Dia tak peduli apakah mereka yang datang ke istananya itu mengaguminya atau tidak. Dia suka sekali menyanyi. Suaranya merdu penuh pesona, bagaikan desah angin semilir di antara daundaun cemara. Jika peri salju mulai bosan dengan orang-orang yang mengaguminya, dia akan memanggil peri-peri karang gunung. Mereka akan muncul dari celah-celah karang dan mendorong para pengagum itu hingga jatuh terguling-guling sepanjang lereng gunung yang curam. Pada suatu hari, seorang pemburu yang tampan dan perkasa mendaki gunung itu. Dia mendengar suara merdu Peri Salju dihembus angin pegunungan. Dia tidak dapat menahan diri untuk tidak mencari sumber suara yang mempesona itu. Siapa gerangan yang tinggal di puncak gunung yang sunyi ini? Akhirnya dia sampai ke istana salju dan bertemu muka dengan Peri Salju. Pemburu itu langsung jatuh cinta, tapi karena merasa dirinya hina, dia tidak mau melahirkan perasaan. Pikirnya, wanita secantik itu tak mungkin tertarik pada pemburu miskin seperti dia. Sikapnya ini berbeda sekali dengan rayuan dan pujian yang biasa didengar oleh Peri Salju—karenanya dia justru tertarik pada pemuda pemburu itu. Yah, ……Peri Salju telah jatuh cinta. Pemuda itu diizinkannya tinggal di istananya. Para peri karang gunung melihat apa yang terjadi. Mereka mara-marah. Ratu Salju tidak boleh menikah dengan orang biasa. Mereka keluar dari celah-celah karang, menangkap si pemburu dan melemparkannya ke lembah. Pemburu miskin sepantasnya menikah dengan gadis dusun. Setiap kali pemburu itu berusaha mendaki kembali, peri-peri karang gunung mencegatnya dan melemparkannya ke lembah. Mereka melemparinya dengan batu. Mereka menggelindingkan bongkah-bongkah es. Peri-peri jahat itu selalu menggagalkan niat si pemuda untuk menemui Peri salju. Akhirnya, pemuda pemberani itu pun bosan mencoba. Cintanya pada Peri Salju meluntur. ”Aku menyia-nyiakan hidupku dengan memburu sesuatu yang takkan mungkin kudapat,” keluhnya. Akhirnya dia menikah dengan gadis petani. Dengan sia-sia, Peri Salju menantikan kedatangan kekasihnya. ”Dia takkan kembali,” kata peri-peri karang gunung menertawakannya. ”Bagimu itu lebih baik. Kau tak boleh menikah dengan manusia.” Bagaimanapun, hati beku Peri Salju telah mencair. Untuk pertama kalinya butir-butir air mata yang hangat menitik dari matanya yang indah. Mengalir di sela-sela karang dan berubah jadi bintangbintang perak. Sekarang kita mengenalnya sebagai bunga edelweiss, bunga yang paling indah yang tumbuh di Pegunungan Alpen.

Nah begitu ceritanya, jadi bunga abadi atau bunga Edelweiss itu adalah lambang dari cinta abadi sang peri salju. Cinta yang tulus dan murni kepada seseorang yang sungguh berarti dalam hidupnya tak kan pudar meskipun badai dan taufan menghantamnya. Jangankan itu waktu yang tidak dapat dihentikan saja, tak mampu menghentikan cinta sejati. Tubuh bisa dibatasi oleh sang waktu yang berujung kematian, tetapi cinta tetap kekal abadi. Tuhan adalah sumber cinta sejati, mari kita belajar darinya dan mencintai DIA, sesame dan terlebih orang-orang yang telah IA pilih sebagia pendamping hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar