Selamat Datang

Rabu, 16 Juni 2010

Label /Cap….




Dunia sekarang sungguh luar biasa. Dalam hitungan menit bahkan dalam hitungan detik, banyak hal berubah. Dunia hiburan, pendidikan, ekonomi, pertanian dan aspek-aspek kehidupan lain. Perubahan itu ternyata bukan hanya berlaku bagi barang-barang mati yang sebenarnya hanya menjadi “korban” dari kebijakan dan arogansi mahluk luar biasa yang namanya manusia. Namun ternyata perubahan itu berlaku juga bagi manusia yang sering kali menjadi subyek atau pelaku. Hari ini, mungkin ada manusia yang dielu-elukan dan diagung-agungkan karena kehebatannya, karena tindakannya atau karena apapun. Tapi dalam hitungan detik atau menit manusia yang baru saja dielu-elukan dan diagung-agungkan dapat kita temukan sedang terpuruk di sudut dunia yang gelap dan kumuh. Situasi tersebut ia alami karena “sesamanya” yang telah memberikan penilaian dan memperlakukannya demikian. Sesama diandaikan barang mati sehingga dapat dengan mudah saja berubah fungsi, arti dan nilai ketika sesamanya yang punya kuasa dan memiliki kepentingan terhadapnya, tidak lagi membutuhkannya. Kekuasaan menjadi sarana untuk menunjukkan arogansinya. Atau sesamanya tidak lagi memberikan kontribusi bagi manusia-manusia yang memiliki kuasa. Ketika harapan-harapan, idaman, cita-cita dan ide-ide brilian mereka tidak diindahkan, maka sesame pun harus dimusnahkan. Tindakan demikian dapat kita golongkan sebagai penghakiman. Suatu usaha penilaian secara subyektif yang berusaha dipatenkan dengan membuat “label/label”.
Sebenarnya siapakah kita, ketika kita memberikan “label-label” kepada sesama kita. Kita sebenarnya tidaklah layak untuk itu. Dia Sang Penguasa tak pernah meninggalkan kita dan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita, tetapi mengapa kita manusia justru memperlihatkan arogansi kita, yang sebenarnya mempertontonkan kebodohan kita? Manusia lemah dan terbatas, itu yang selalu diungkapkan oleh kita, ketika sesama kita memberikan masukan, saran atau kritik. Perwujudan pembelaan diri yang sering kali adalah benteng yang semakin membuat diri kita kerdil dan tidak bertumbuh secara semestinya sebagai sesama bagi yang lain. Mari kita bermenung dan berintrospeksi bagi diri kita semoga dari hari ke hari kita semakin berani untuk menanggalkan diri kita dan menanamkan buda kasih bagi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar