Selamat Datang

Rabu, 04 Agustus 2010

BENDERA. . . .




Merah itu berani dan putih itu suci, itulah Sang Saka Merah Putih. Ia lahir dengan deraian darah dan air mata anak negeri. Bersimbah darah dan nanah yang turut menyiram bumi pertiwi. Sungguh pengorbanan yang sangat mahal harganya. Berapa ribu nyawa mengiringi kibarannya yang kini sungguh megah di angkasa raya. Kibaranmu menampakkan keperkasaan dan kewibawaanmu. Sungguh agung engaku benderaku. Dari warnamulah kami mengenal perjuangan dan jasa dari pejuang bangsa kami. Dari warnamulah kami merasakan keberanian pejuang negeri ini. Dari warnamulah kami merasakan semangat dan tekat bangsa kami. Dari warnamulah kami ingin mengabdikan dan mewarnai kehidupan bangsa ini.

Tapi benderaku…..apakah engaku tak sadar kini? Berapa pasang mata yang kini melihatmu dengan tatapan bangga? Berapa pasang mata yang menatapmu secara seksama? Kini anak bangsamu tak lagi peduli dengan warnamu. Kini mereka tak lagi simpatik dengan kibaranmu. Kini anak bangsamu tak lagi mengerti arti kibaranmu. Seremoni dan tata cara,…. ya masih mereka lakukan, namun apakah kamu tidak merasakan betapa hambar dan tawar rasa hati mereka. Semangat dan perjuangan yang bernyala serasa sirna dan mati. Meletakkan tangan kanan di sisi kanan kepala dan menghormatimu bukan lagi karena mereka hormat dan bangga padamu. Menghormatimu karena mereka terpaksa dengan jabatan, status dan situasi. Dibawah kibaranmu mereka membanggakan diri mereka dan melupakan jasamu.

Benderaku bangsa ini sudah menyipang dari semangat pejuang yang dulu. Dulu mereka rela memberikan harta dan bahkan nyawa mereka untuk kejayaanmu, tetapi kini sungguh 380 derajat terbalik benderaku. Kini mereka justru berlomba-lomba untuk memperkaya diri benderaku. Mereka berjuang untuk mendapatkan sesuatu dari bangsa ini dan tidak pernah berpikir untuk apa yang akan mereka berikan bagi bangsa ini.

Benderaku berkibarlah dengan gagah di langit bumi pertiwi. Kumandangkanlah kebenaran dan kebajikan yang dulu ada di negeri ini. Getarkanlah setiap hati dari kami agar semangat berjuang dan rela berkoban demi kebenaran kembali berkobar. Bernyala dan membakar jiwa-jiwa yang sepi dari kebenaran dan hanya cinta diri. Benderaku…..kembalikan warna merah dan putihmu kepada kami……merah, berani dan putih suci….keberanian demi sesuatu yang suci, yang indah…Keberanian dan perjuangan demi keluhuran dan kejayaan negeri ini…..

Benderaku maafkan kami yang kini justru tidak berlomba-lomba untuk mengibarkanmu di tanah kami. Semangat kami dan perjuangan kami (perjuangan demi kemuliaan diri) justru membuatmu lusuh dan kuyu di tiangmu. Semangat dan perjuangan kami tidak membuatmu gagah berkibar, tetapi justru membuatmu lusuh ditiangmu karena sedih dan malu. Benderaku kini kainmu berat dengan air matamu. Tangismu bagi anak bangsamu yang benar-benar melupakan semangatmu……benderaku..kembalilah berkibat di langit bumi peritiwi kami…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar