Selamat Datang

Kamis, 08 Juli 2010

Katakan “YA” jika “YA” dan “TIDAK” jika memang “TIDAK”




Penggalan kalimat di atas, jika kita lanjutkan adalah, “selebihnya dari setan”. Kutipan yang bagi sebagian dari kita mungkin pernah baca dalam sebuah ayat kitab suci. Katakan ya jika ya dan tidak jika memang tidak menekankan banyak aspek atau karakter positif yang dimiliki oleh manusia. Kejujuran, konsisten, keterbukaan, tidak munafik, ketulusan dan apa adanya. Sesuatu yang menyenangkan dan amat melegakan. Andai saja hal itu bisa dilakukan oleh semua orang? Kalimat pertanyaan di atas adalah sebuah harapan yang tentunya bagi kita semua. Namun untuk semuanya itu tidaklah gampang. Ada banyak faktor yang kemudian mengakibatkan harapan itu kemudian mengalami bias. Faktor-faktor tersebut datang dari pribadi, lingkungan atau sesuatu di luar kemampuan kita. Rasa tidak aman, adanya kepentingan, rasa ketakutan, takut dikucilkan, dibenci dan lain sebagainya. Hal-hal atau faktor-faktor tersebut di atas yang akhirnya sadar atau tidak menjadi pola pikir kita yang paten, sehingga dalam banyak aspek kehidupan, prinsip dan nilai-nilai luhur kita sebagai manusia justru dikaburkan dan bahkan dihilangkan oleh sikap dan tindakan kita sendiri. Hal itu tidak memandang usia tua atau muda, anak-anak atau orang dewasa. Hal itu juga tidak memandang profesi, dosen atau tukang ojek, dokter atau petani, orang kantoran atau orang rumahan. Hampir disebagian besar bagian dunia ini, kita bisa temukan karakter yang demikian. Lalu apa sikap kita? Tentu kita tidak mampu merubah dunia seorang diri. Kita juga hampir tidak mungkin menjadi pahlawan yang kesiangan yang berkoar-koar mencanangkan kejujuran dan kebenaran. Hal yang bisa kita buat adalah mari kita membuka diri dan membenahi dunia ini dimulai dari diri kita sendiri. Selamat berjuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar