Selamat Datang

Jumat, 23 Juli 2010

Hari Anak Nasional (2010)



Hari ini kita memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh tepat pada tanggal 23 Juli 2010. Dalam peringatan ini, yang dipusatkan di TMII ada suatu peristiwa yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Peristiwa kecil, mungkin tetapi memiliki dampak yang cukup besar. Rencana untuk dibacakannya hasil Kongres Anak Indonesia yang dilaksanakan di Pangkal Pinang (19-24 Juli)yang berisi 8 rumusan suara anak Indonesia di hadapan presiden dibatalkan secara mendadak. Alasan pembatalanpun sangat mengecewakan karena menurut juru bicara kepresidenan, dibatalkannya pembacaan hasil kongres anak tersebut karena priseden sudah tidak cukup waktu. Presiden "KEHABISAN" waktu untuk mendengarkan hasil kongres yang sebenarnya hanya butuh waktu 5 menit.

Saya merasa ini moment penting, dimana kita diajak untuk melihat realitas yang ada di sekitar kita dan mungkin bahkan di lingkungan keluarga kita sendiri. Dalam keluarga sering anak-anak tidak diberikan ruang dan hak untuk berbicara karena kita beranggapan bahwa hanya orang-orang "DEWASA" lah yang memiliki pemikiran brillian dan berhak untuk bersuara. Anak-anak masih dianggap tidak tau apa-apa, mungkin itu benar. Tetapi mereka punya rasa, punya cita-cita yang datang dari suara hati mereka yang tulus dan polos yang sering kita lupakan. Kita yang sudah menjadi orang "DEWASA" sering justru lupa akan hal itu. Pikiran kita telah diracuni oleh berbagai hal yang kemudian semakin melenceng dari esensi hidup yang sebenarnya.

Dari peristiwa kecil itu mari kita jadikan cermin untuk kehidupan kita, agar kita yang merasa "DEWASA' mampu menunjukkan sikap dan prilaku yang semestinya. Orang yang dewasa adalah orang yang mampu mengayomi, melindunngi, membimbing, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Orang yang mampu secara bijaksana menerima keadaan dan orang lain apa adanay secara rendah hati.

Semua sikap itu justru sering kita temukan dari anak-anak. Mereka jujur, polos, apa adanya, tidak pendendam, terbuka dan lain sebagainya. Sering kali usia dan bertambahnya waktu hidup kita di dunia, kita justru tidak semakin baik tetapi terkontaminasi oleh dunia dan apa yang telah kita miliki tidak pernah kita jaga. Harta rohani dalam bejana tanah liat kita kita biarkan dan kita tinggalkan demi gemerlapnya dunia di luar diri kita.

Di hari anak nasional ini mari kita kembali sadari tanggung jawab kita terhadap masa depan bangsa dan anak-anak kita dan salah satu jalan adalah melalui pendidikan. Pendidikanlah yang dapat menjadi sarana untuk mengarahkan kehidupan anak-anak dan generasi kita ke jalur yang benar. Namun pendidikan yang seperti apa? Yang berorientasi pada angak kelulusan berdasarkan hasil Ujian Nasional?

Mari kita kerjakan "PR" kita secara bersama-sama.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar