Selamat Datang

Senin, 17 Oktober 2011

SEPI

beberapa hari ini aku banyak bermenung. Kesendirian, kesepian dan kehampaan begitu mencekam di dalam batinku. Aku bangun pagi, beres-beres rumah dan kemudian bekerja seharian penuh, begitu setiap hari. Sepertinya aku sibuk dan sangat enerjik, tapi aku merasa sepi. Aku merasa sendiri di tengah dunia yang begitu ramai. Hiruk pikuk di sekitarku serasa hampa sehampa relung batinku. Aku butuh sahabat yang mau berbagi cerita, tawa dan canda. Sahabat yang mau mendengarkan kegersangan dan kegelisahan hatiku. Tuhan aku kadang engan bertanya pada diriku sendiri tentang apa yang aku alami, aku selalu menginginkan jalan pintas. Kepada-Mu saja aku berlari dan mencurahkan isi hati ini. "Tuhan tetap sama, kini sekarang dan selama-lamanya". Hanya Engkaulah yang kekal dan abadi dan selain dari itu semua berubah. Dunia dan seisinya semua berubah dan yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. .......................
Sepi, sepi dan sepi. Sahabat keciku pun telah lama kutinggal pergi. Selama ini aku tak pernah perduli. Tuhan dosa apa yang aku buat, maafkan aku sahabat kecilku. Aku sudah lari dan pergi terlalu lama meninggalkanmu. Kini ketika aku merasa sepi dan sendiri, aku merengek-rengek bersimpuh dihadapanmu memohon belas kasihan darimu. Sobat kecilku, mari kita arungi hari-hari sepi ini dengan terus masuk dalam musim yang semakin gersang segersang hati ini yang membutuhkan guyuran air hujan. Mari tinggalkan dunia ini yang semakin "kecil" tetapi begitu luas untuk kita arungi. Diriku yang selalu merasa kecil, semakin terjepit dan terhimpit. Mari kita tinggalkan HBO, Star Sport, TV One dan semuanya untuk kembali masuk ke dalam batin kita masing-masing. Saling mendengarkan, saling berbagi dan saling memberi. Aku ndak pusing kamu mau dengar atau tidak. Aku tidak pusing kamu mau respek atau tidak. Aku tidak peduli kamu berkesan atau tidak. SAhabat kecilku aku cuman butuh kamu hadir di dekatku, menyediakan hati dan telingamu menjadi tong sampah bagi jeritan dan keluhan batinku. Sobat aku yakin kamu tidak pernah berubah. Akulah yang banyak berubah dan selalu acuh tak acuh dengan cerita dan terikanmu. Aku menutup telinga dan hatiku untuk sekedar sapaan dan eranganmu. SObat kecilku maafkan aku, engkau tak pernah berubah dan aku lah yang telah banyak berubah. Sobat bantu aku untuk kembali, untuk terus setia berjalan bersamamu. Sobat maafkan aku. Apakah kamu sudah lelah mendengarkan aku. Sudahlah mari kita kembali masuk ke dunia yang kini "kecil" tapi begitu luas untuk kita arungi. Sobat bantu aku untuk beberapa saat ini, temani aku agar kesepian ini berubah menjadi keheningan yang akan mengalirkan titik-titik embun yang menyentuh tanah yang telah kering dan berdebu